Gandeng Kaprodi BKI sebagai Narasumber, Abkin Gelar Pelantikan dan Seminar Nasional di IAIN Kudus
ABKIN (Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia) Cabang Kudus menggelar pelantikan pengurus dan seminar Nasional dengan mengusung tema "Optimalisasi Peran Bimbingan Konseling Islam dalam Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Kurikulum Merdeka” di Ruang Multimedia Lantai 2 Fakultas Tarbiyah, IAIN Kudus pada Rabu, 23 November 2022.
Dengan menghadirkan narasumber Wakil Dekan Fakultas Dakwah UIN Walisongo Semarang, Dr. Ali Murtadho, M.Pd. dan Ketua Program Studi Bimbingan Konseling Islam IAIN Kudus, Dr. Fatma Laili Khoirun Nida, M.S.I., acara tersebut dimulai pukul 09.00 sampai selesai dan dihadiri oleh seluruh anggota ABKIN cabang Kudus sebanyak 163 peserta. Peserta merupakan guru Bimbingan dan Konseling pada tingkat SMP/MTs dan tingkat SMA/SMK/MA.
Selaku Ketua II ABKIN Daerah Jawa Tengah, Ali Murtadho menyampaikan pesan bahwa organisasi yang sehat akan berjalan dengan baik, karena pada dasarnya semua akan menjadi keluarga.
"Tidak peduli dari anggota yang paling bawah sampai yang tinggi itu semua sama, pada dasarnya kita itu keluarga, maka dari itu mari kita nyengkuyung bareng," kata Ali Murtadho.
Sementara Fatma Laili memaparkan karakteristik generasi Z merupakan generasi yang lebih dominan dan menguasai zaman karena adanya kemajuan teknologi.
"Anak-anak generasi Z melakukan sesuatu sesuai dengan yang sudah dilihat dan dikonsumsi melalui gadget," imbuhnya.
Kepada guru BK sekabupaten Kudus itu menyampaikan untuk mendidik siswanya sesuai dengan karakter generasi Z. Ia juga menambahkan hal yang perlu diterapkan dan ditanamkan pada anak yakni tiga kalimat sakti.
"Tiga kalimat sakti yang harus diajarkan pada anak yakni minta tolong, terima kasih, dan minta maaf," pungkasnya.
Ali Murtadho, dosen UIN Walisongo itu memberikan motivasi kepada guru BK se-Kabupaten Kudus dalam menjalani kurikulum Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Kurikulum Merdeka. Ia menegaskan bahwa dengan adanya Kurikulum Merdeka ini guru menjadi lebih kreatif dan bebas dalam memberikan materi yang sesuai dengan minat bakat siswa.
Murtadho menanamkan kepada guru BK bahwa Kurikulum Merdeka memiliki karakter yang mudah dilakukan, fleksibel, dan sederhana. Sekolah memiliki wewenang untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum dan pembelajaran dengan karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik. Bersifat fleksibel, dengan melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan peserta didik (teach at the right level) dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal. Juga sederhana, bahwa kurikulum ini akan fokus membangun perilaku dan jiwa peserta didik dalam pengembangan kompetensi pada fasenya.
"Tidak ada sesuatu yang sulit. Tinggal bagaimana kita ikhlas dan kreatif menghadapinya." Tambahnya.
(Maidah & Farikha)